Hari ini kami berlatih silat bersama teman2.
Adek dengan gaya kinestetiknya, langsung menirukan gaya gurunya ketika mengajarkan.
Si kakak dengan gaya visualnya lebih memperhatikan gerak sang guru silat.
Jejak perjalanan kami menuju keluarga penuh keberkahan. Berubah, berbuah, berkah….
Hari ini kami berlatih silat bersama teman2.
Adek dengan gaya kinestetiknya, langsung menirukan gaya gurunya ketika mengajarkan.
Si kakak dengan gaya visualnya lebih memperhatikan gerak sang guru silat.
Hari ini kita lebih santai.. Tak ada materi khusus. Bermain saja.. Karena dalam bermain itu ada belajar.
Hari ini kami membeli bibit ikan dan melepasnya ke kolam mini kami.
Adek dengan kinestetiknya : langsung lepas saja tanpa mendengarkan instruksi dari ayah.
Sementara kakak hanya sebagai pengamat saja
Hari ini kita belajar menghafal doa setelah membaca Al Quran.
Adek dengan auditorinya : Menghafal dengan meminta bunda untuk membacakannya untuk dia.
Kakak dengan visualnya : memerlukan tulisan yang bisa ia baca ketika menghafal
Pagi2 sudah dimulai membaca buku dan belajar reading eggs.
Kakak saat membaca banyak komat kamit dan mengeluarkan suara : auditory.
Adek saat membaca lebih tenang (tidak bersuara) dan fokus di buku : visual
Hari ini kakak bersemangat membuat slime (lagi). Karena bahan2 membuat slime pun sudah habis, maka kamipun belanja untuk keperluan membuat slime.
Sesampai di rumah kakak langsung melihat youtube bagaimana membuat slime dengan cara yang lain dari sebelumnya yang sering dia kerjakan. Bunda perhatikan dia sangat memperhatikan detail tutorial di video tsb. Benarlah, sampai hari ini kakak masih mendominasi dgn gaya visualnya untuj belajar.
Lain lagi dengan adek. Hari ini dia berusaha menghafal surat At Takwir. Ketika bunda minta dia menghafal sendiri sambil melihat Al Quran, ternyata dia agak mengalami kesulitan. Dan ketika metodenya bunda ganti dengan memperdengarkan bacaan surat, dia lebih cepat hafal. Auditory adek, masih mendominasi ketika hafalan surat.
Pagi ini kami memasak bersama. Ketika memotonh sayuran, anak2 minta diberi contoh cara memotongnya.
Kakak masih setia dengan gaya visualnya, matanya fokus pada sayuran yang dipotong.
Adek kali masih dengan gaya kinestetiknya, maunya langsung praktek tanpa memperhatikan contoh terlebih dahulu.
Anak2 senang sekali minta bunda bercerita. Bercerita apapun, baik dari buku, inet maupun karangan bunda sendiri.
Adek memperlihatkan gaya auditorinya. Melihat bunda saat bunda bercerita.
Kakak memeperlihatkan gaya visualnya, dengan berusaha melihat apa yang bunda baca.
Hari ini kami membuat project bola2 susu bersama teman2 di sekitar rumah. Seperti kemarin, adek langsung eksekusi tanpa memperhatikan penjelasan di awal. Yes, hari ini dia kinestetik.
Kakak masih setia dengan visualnya, memperhatikan semua bahan2 yang ada untuk dieksekusi.
Hari ini kami main game board baru dari manik maya. Game get egg dan bhineka. Bunda berusaha menjelaskan bagaimana aturan main di games ini.
Bunda mengamati, bagaimana anak2 ini saat bunda menjelaskan. Kakak lebih memperhatikan item2 di board gamesnya. Dan artinya kakak lebih dominan visualnya.
Jija adrk lain lagi, dia lebih memilih segera mengeksekusi mainan tanpa tahu lebih dahulu bagaimana cara memainkannya. Artinua adek lebih cenderung ke kinestetik.
Hari ini kakak mengerjakan deco lagi, seperti yang diajarkan kemarin. Menyiapkan bahan secara terperinci dan mengikuti step2 pembelajaran. Artinya dia leboh dominan di visualnya.
Tiada hari tanpa belajar. Belajar tidak hanya di kelas atau ruangan yang itu2 saja. Bagi kami, dimanapun dan kapanpun adalah proses belajar. Harus ada pembelajaran dari setiap hal yang kami alami atau kerjakan.
Begitu juga hari ini, bunda berkesempatan mengikuti kelas decoupage di rumbel crafting iip jogja. Bundapun menawari kakak, karena bunda tahu kakak suka dengan crafting.
Kakak pun mencoba mendeco, sempat tidak PD di awal. Tapi bunda terus memberinya semangat. Sobek sedikit tak apa, gulung2 sedikit juga gak masalah. Akhirnya diapun PD menyelesaikan karyanya. Malah ketagihan pengen bikin lagi dan lagi…
Dari kegiatan ini, bunda menangkap kakak tipe pembelajar visual dan auditori, namun lebih menonjol visualnya.
Bertekad benar2 menaklukkan tantangan level 3 ini, membuat saya memberikan effort lebih dari 2 bulan sebelumnya. Menetapkan komitmen, saya mampu menjawab tantangan 17 hari berturut2 tanpa berhenti atau jeda.
Alhamdulillah ternyata bisaaa… Inna amalu bin niat. Segala sesuatu amalan itu dimulai dengan niat. Walaupun tantangan untuk menaklukan game di level 3 ini tidaklah ringan. Melaksanakan family project dalam kondisi perjalanan yang rentan capek yang menyulut ke’ogah’an. Tapi saya berusaha untuk berkomitmen terhadap janji diri sendiri untuk menyelesaikan game kali ini dengan sempurna.
Walaupun prosesnya banyak tak sempurnanya. Hasil yang kami harapkan tak sesuai dengan kenyataan atau prosesnya tak semulus yang kami bayangkan. Tapi kami bahagia…
Semoga kami sekeluarga bisa terus menjadi team yang solid dimana saja, kapan saja dan dalam keadaan bagaimana saja. Pun termasuk diri saya pribadi agar bisa selalu konsisten dalam apapun yang kami jalankan.